Sate pak Siboen,
siapa yang tak kenal kuliner Kediri ini. Menurut salah seorang
karyawan penjual sate pak Siboen “sate Siboen
ini sudah berdiri sejak tahun 1937, pada waktu itu sate pak Siboen
nggak sebesar sekarang berkat kerja keras serta keringat yang di peras oleh pak
Siboen
yang membuahkan hasil dan mendatangkan para pelanggan yang begitu kian hari
kian bertambah. Dulu sate ini nggak sebesar sekarang , dulu
pak Siboen
menjualnya dengan berdagang keliling. “ ujar pak Rahmat
karyawan sate pak siboen.
Sekarang depot sate pak Siboen
ini di jual di Jl. Panglima sudirman no 134 kediri. Sate pak Siboen
ini awal di buka bukan di Kediri, melainkan di Ponorogo
pada tahun 1939. Pak Siboen mulai
pindah ketika pak Siboen merasa
ekonomi di ponorogo kurang menguntungkan. Pak Siboen
keluar
dari Ponorogo
pada tahun 1952 .Lalu pak Siboen
pindah ke kota Patria atau kota
Blitar
sampai tahun 1953 kemudian pindah ke Tulungagung.
Pak siboen berjualan di kota Tulungagung
sampai tahun 1957, setelah itu beliau mulai merantau di kota Kediri. Dahulu di kota
Kediri beliau berjualan dengan di pikul dan magang di jalan
stasiun.
Setelah beliau mulai lama berjualan,
pelanggan pak Siboen pun bertambah dengan pesatnya. Sehingga beliau berjualan yang telah menuai kesuksesan itu di bantu oleh saudara- saudaranya yang bernama pak Kartosenen, pak Tumirah,
ibu Misiran
dan ibu Bibit karena
waktu itu beliau belum kenal dengan namanya karyawan. Beliau memegang teguh
pemberdayaan yang selama ini di jadikan semboyan filsafat jawa seperti “mangan gak mangan sing
penting kumpul”. Begitulah filsafat jawa yang di pegang teguh oleh keluarga pak
Siboen
tersebut.
Lantas pak Siboen
membuka depot nya dengan menggunakan merek dagangan yang sama yaitu sate pak siboen.
Sekarang sate pak siboen tersebut sudah mencapai generasi ke-3. (valina/azizah/war/SJUTE)





